Hari Minggu, 21 Desember 2014 Pemda Kabupaten Banjarnegara bakal menghentikan pencarian korban bencana tanah longsor Dukuh Jemblung, Desa Sampang Kec. Karangkobar. Namun untuk pemulihan kondisi sosial ekonomi korban pasca bencana, masa tanggap darurat diperpanjang hingga dua pekan kedepan (Kompas,20/12). 
Sebagaimana diketahui bahwa musibah tanah longsor di Dusun Jemblung terjadi menjelang malam hari (Jumat,12/12/2014) diperkirakan menelan korban 108 warga.Hingga sepekan pencarian (Jumat,19/12/2014) ditemukan 92 warga tewas,Diperkirakan masih terdapat 30 jenazah yang masih tertimbun. Termasuk pengendara mobil dan sepeda motor yang saat kejadian melintasi jalur Banjarnegara-Karangkobar-Dieng.
Perhatian solidaritas ditunjukan semua warga dan pemerintah terhadap musibah ini. Beberapa kajian pakar dan nara sumber serta diskusi juga dilakukan. Bahwa hampir 60% wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah daerah rawan bencana (tanah longsor,banjir dan gempa). sehingga sering terjadi longsor, lapisan tanah humus yang kurang dari 5 meter berada dipermukaan batuan, tanah yang berupa lempung, berada didaerah patahan sehingga ikatannya rapuh.
Mengingat longsor sering terjadi di wilayah kabupaten Banjarnegara, masih ingat dalam ingatan kita tanah longsor yang melanda Sijeruk tahun 2006 menelan kurang lebih 90 warga tewas dan ratusan warga kehilangan tempat tinggal. Rentetan tanah longsor pada bulan ini sebelum Dusun Jemblung pun berderet seperti di Pejawaran, Sigaluh, Sidengok, Wanayasa. Apa dan bagaimana solusi untuk terutama mencegah terjadinya longsor yang menimpa pemukiman?